Cecep Hidayat
Peneliti di Kementrian Pertanian
Seluruh kaum Muslim sedunia akan merayakan hari raya Idul Adha, atau lebih populer di dengan sebutan hari raya kurban. Terkenal sebagai hari raya kurban karena setiap dirayakan selalu ada hewan kurban yang di korbankan sebagai salah satu bagian dari syariat yang sangat ditekankan untuk dilaksanakan pada hari itu. Untuk kemudian hasil dari sembelihan ternak kurban tersebut disebar kepada masyarakat berdasarkan ketentuan mengenai hak untuk menerimanya.
Secara historis, ibadah kurban merupakan modifikasi, atau rukhsoh, dari Allah SWT terhadap Nabi Ibrahim AS yang sebelumnya telah bernazar (berjanji) akan mengorbankan/menyembelih putranya (Nabi Ismail AS) untuk dipersembahkan kepada Tuhannya, sehubungan sang Rabb telah berkenan mewujudkan permohonannya. Pada akhirnya, Allah SWT menunjukkan kearifan-Nya dengan mengganti objek pengorbanan nazar Nabi Ibrahim tadi dengan binatang ternak.
Peneliti di Kementrian Pertanian
Seluruh kaum Muslim sedunia akan merayakan hari raya Idul Adha, atau lebih populer di dengan sebutan hari raya kurban. Terkenal sebagai hari raya kurban karena setiap dirayakan selalu ada hewan kurban yang di korbankan sebagai salah satu bagian dari syariat yang sangat ditekankan untuk dilaksanakan pada hari itu. Untuk kemudian hasil dari sembelihan ternak kurban tersebut disebar kepada masyarakat berdasarkan ketentuan mengenai hak untuk menerimanya.
Secara historis, ibadah kurban merupakan modifikasi, atau rukhsoh, dari Allah SWT terhadap Nabi Ibrahim AS yang sebelumnya telah bernazar (berjanji) akan mengorbankan/menyembelih putranya (Nabi Ismail AS) untuk dipersembahkan kepada Tuhannya, sehubungan sang Rabb telah berkenan mewujudkan permohonannya. Pada akhirnya, Allah SWT menunjukkan kearifan-Nya dengan mengganti objek pengorbanan nazar Nabi Ibrahim tadi dengan binatang ternak.
Agar makna dan pahala ibadah kurban kita dapatkan sebagaimana mestinya, seyogianya pengetahuan tentang aturan syariat yang berhubungan dengan praktik ibadah kurban diketahui dengan baik, terutama mengenai ketentuan hewan ternak yang dapat dijadikan sebagai hewan kurban. Sehubungan bahwa setiap praktik ibadah baru dapat diterima oleh Allah SWT ketika dalam pelaksanaannya sesuai dengan aturan syariat yang telah ditetapkan.
Berdasarkan keterangan para alim ulama, ketentuan binatang ternak yang boleh dijadikan untuk hewan kurban adalah sebagai berikut. Pertama, yang paling utama dari binatang ternak untuk dijadikan hewan kurban menurut jenisnya adalah unta, sapi, kemudian domba dan kambing. Sedangkan, yang paling utama menurut sifatnya adalah hewan yang memenuhi sifat-sifat sempurna dan bagus dalam kategori binatang ternak, seperti gemuk, bentuk fisiknya sempurna, serta bagus. Selanjutnya, yang dimakruhkan dari hewan kurban adalah telinga dan ekornya putus; telinganya sobek, memanjang, atau melebar; pantat dan ambing susunya putus; atau sebagian dari keduanya, seperti misalnya puting susunya terputus, gila, kehilangan gigi (ompong), tidak bertanduk, atau tanduknya patah. Binatang ternak harus bebas dari cacat yang mencegah keabsahannya, yaitu buta, baik sebelah maupun kedua matanya, sakit, pincang, sangat kurus, dan tidak mempunyai sumsum tulang.
Umur untuk domba yang dianggap layak adalah setengah tahun, kambing satu tahun, sapi dua tahun, dan unta lima tahun. Semua hewan tersebut tidak dibedakan antara jantan dan betina. Hewan kurban merupakan milik orang yang berkurban atau diperbolehkan (di izinkan) baginya untuk berkurban dengannya. Jadi, tidak sah berkurban dengan hewan hasil merampok dan mencuri. Apabila hewan tersebut milik dua orang yang beserikat, harus ada izin dari teman serikatnya. Tidak ada hubungan dengan hak orang lain, sehingga tidak sah berkurban dengan hewan gadai dan hewan warisan sebelum warisannya dibagikan. Penyembelihan hewan kurban harus dilakukan pada waktu yang telah ditentukan syariat.
Membeli hewan
Bagi kaum Muslim yang berkurban dengan memperoleh hewan kurbannya secara membeli dari para peternak, kiranya perlu untuk mengetahui ciri-ciri binatang ternak yang sehat berdasarkan penampilan fisiknya. Berikut tanda-tandanya (Thawaf, 2008). Binatang ternak yang sehat dapat dicirikan dari bulunya yang tampak mengilat dan bersih. Bulu tersebut tidak berdiri dan kusam. Matanya bersinar (jernih). Ternak yang sehat sangat mudah dilihat dari cara makan dan minumnya. Bila konsumsi makan dan minumnya baik (lahap), hewan tersebut sehat.
Pilih binatang ternak yang berbentuk tubuh standar. Pengertian standar untuk sapi: tulang punggungnya relatif rata, tanduknya seimbang, keempat kakinya simetris, dan postur tubuhnya ideal. Postur tubuh ideal yang dimaksud, misalnya, kombinasi perut, kaki depan dan belakang, kepala, dan lehernya seimbang. Selain itu, dapat pula dilihat pada bagian mulut. Apabila mulutnya basah sekali sehingga air liurnya banyak keluar atau tampak di mulutnya terdapat bintil-bintil berwarna merah, hewan tersebut harus diwaspadai mengidap suatu penyakit. Adapun ternak yang cacat dapat dilihat dari adanya salah satu bagian dari tubuhnya yang hilang atau rusak. Misalnya, tanduknya patah sebelah atau tulang kakinya patah.
Perhatikan umurnya dengan menggunakan beberapa metode yang dapat mengetahui umur ternak, diantaranya adalah melihat catatan kelahiran ternak tersebut, yaitu dengan bertanya kepada pemiliknya atau dapat dilihat dari gigi ternak tersebut. Jika gigi susunya telah tanggal (dua gigi susu yang di depan), itu menandakan ternak tersebut (kambing dan domba) telah berumur sekitar 12-18 bulan, sedangkan sapi sekitar 22 bulan.
Seyogianya, ritual ibadah kurban memberikan pesan lebih kepada kita, yakni tentang bagaimana praktik ibadah tadi memberikan pelajaran mengenai betapa pentingnya untuk selalu berbagi pada sesama, atau dalam istilah lain untuk selalu saling merasa senasib sepenanggungan dengan orang-orang yang berada di sekeliling khususnya, atau dengan umat manusia lain pada umumnya.
Di masa yang penuh dengan bencana seperti saat ini, setelah sebelumnya Indonesia diguncang bencana tsunami di Mentawai, kemudian gempa di Tasikmalaya, dan paling terakhir adanya letusan Gunung Merapi, kiranya ibadah kurban diharapkan tidak hanya bernilai ritual semata, tetapi yang lebih dari itu. Adalah bagaimana praktik ibadah kurban mengajarkan kita semua untuk selalu saling tolong-menolong dan menjaga keistiqomahan hati untuk selalu menyembelih keegoisan diri, sehingga dapat menjalani hidup dengan penuh rasa berbagi yang tulus dan utuh kepada sesama, terutama bagi yang sedang dilanda bencana. Amin.
Sumber : Republika.co.id., opini; 13 November 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar